Blokir Jalan Srengseng Sawah, Mahasiswa Universitas Pancasila Tolak Sistem Paket SKS
infofaktual. Mahasiswa Universitas Pancasila (UP) demonstrasi di Jalan Srengseng
Sawah Jakarta Selatan. Mahasiswa memblokade jalan sehingga kendaraan
tidak dapat jalan. Aksi mahasiswa itu membuat jalan lumpuh. Kemacetan
panjang pun tidak terelakkan. Mahasiswa menuntut agar pihak kampus
menghapuskan sistem paket satuan kredit semester (SKS). Paket itu
dinilai merugikan mahasiswa.
“Sekarang kita harus membayar paket tapi terbentur SKS. Kita disuruh bayar paket tapi yang didapat harus sesuai IP kita,” kata AP, salah satu mahasiswa Fakultas Hukum angkatan 2014. Tuntutan kedua menolak komersialisasi pendidikan. Sebab, ada sumbangan yang harus dibayarkan mahasiswa di luar bayaran paket. “Kita menolak komersialisasi pendidikan. Minimal sumbangan itu Rp 1 juta. Itu di luar bayaran paket,” ujar dia.
Ketiga adalah soal minimnya gaji buruh kasar di yayasan tersebut. Dia mengatakan, buruh kasar yang bernaung di koperasi yayasan digaji di bawah UMR. “Mereka hanya digaji Rp 1,2 juta. Ini menyambung hari buruh kemarin juga,” tukasnya. Mahasiswa meminta Rektor UP Wahono Sumaryono bertemu dan berdialog dengan mereka. Jika tidak, mereka mengancam akan melakukan aksi yang sama. “Sampai rektor datang kita akan tunggu,” pungkasnya.
“Sekarang kita harus membayar paket tapi terbentur SKS. Kita disuruh bayar paket tapi yang didapat harus sesuai IP kita,” kata AP, salah satu mahasiswa Fakultas Hukum angkatan 2014. Tuntutan kedua menolak komersialisasi pendidikan. Sebab, ada sumbangan yang harus dibayarkan mahasiswa di luar bayaran paket. “Kita menolak komersialisasi pendidikan. Minimal sumbangan itu Rp 1 juta. Itu di luar bayaran paket,” ujar dia.
Ketiga adalah soal minimnya gaji buruh kasar di yayasan tersebut. Dia mengatakan, buruh kasar yang bernaung di koperasi yayasan digaji di bawah UMR. “Mereka hanya digaji Rp 1,2 juta. Ini menyambung hari buruh kemarin juga,” tukasnya. Mahasiswa meminta Rektor UP Wahono Sumaryono bertemu dan berdialog dengan mereka. Jika tidak, mereka mengancam akan melakukan aksi yang sama. “Sampai rektor datang kita akan tunggu,” pungkasnya.
Comments
Post a Comment